Sabtu, 31 Maret 2012

Lebih dari Sekadar Kata

Bagaimana malammu di sana?

Baik, tapi tidak pernah sebaik saat denganmu.

Bahagia?

Selama aku “merasakanmu”.

Kapan pulang? Hahaha, aku bercanda. Bahkan, kau baru pergi dua bulan.

Atau kapan kau ke Middlesbrough?

Maaf, aku belum bisa.

Last message received at 11.17  P.M

BUZZ!!!

Ya?

Kau memikirkan sesuatu? Nadia?

Tidak. Mungkin sudah waktunya tidur. Besok aku harus bekerja.

Ok.

Nite, Eda. Have a nice dream.

You too. I miss U, Nad.

Tak ada jawaban. Entah dia sudah tertidur, entah dia memang memikirkan sesuatu. Hal yang kutau, dia berbeda malam ini. Entah dia lelah hari ini, entah dia mulai ragu. Sudah cukup lama tanpanya. Dan belum ada satu hari pun kami lalui bersama sejak terakhir aku melihatnya, saat dia pergi ke kota itu. Mungkin sebuah perbedaan yang terlalu drastis baginya, bagiku juga tentu saja. Saat kami terbiasa bersama, namun tiba-tiba harus berjauh-jauhan. Kami telah memilih, dan pilihan memiliki risiko. Harusnya dia pun telah bersiap akan hal-hal, seperti kejenuhan, kerinduan yang tak terpuaskan, atau keharusan memberiku kabar padahal dia sedang tak ingin. Memang akan ada masa ini. Aku tahu dia tak berhenti mencintaiku, namun pasti ada hal yang lebih harus diprioritaskan.

Kuingat. Sebuah janji pada seseorang di masa lalu bahwa suatu hari kami akan bertemu kembali dengan membawa kebahagiaan kami masing-masing. Aku memulai sisi hidupku yang lain dan berharap bahagia itu akan datang. Namun kenyataan tak selalu datang sesuai dengan harapan, atau tepatnya tak semudah berharap.  Tak bisa membiarkan kau terbebani, Nad. Aku akan mengambil langkah.

Kubuka e-mail dan membuka kotak untuk mengirimkan pesan baru. Semoga dia di sana akan membaca pesan ini saat dia bangun tidur, tentu saja karena saat ini sudah dini hari menjelang pagi di sana.

Selamat pagi, Nona Penulis. Bagaimana kabarmu? Ryry? Nisya kecil-ku?
Oh baiklah, aku sedang tidak ingin berbasa-basi. Maaf bila mengganggumu dengan bebanku. Aku berharap kau segera membalas pesan ini. Apakah kau pikir aku akan gagal (lagi)? Aku menginginkannya, dan butuh dirinya. Hanya saja, kata cinta memang tidak pernah cukup, setidaknya untuk keadaan kami saat ini. Nisya, bolehkah aku kembali? Ke Indonesia, dan mungkin menemuimu?

Warm regrads from London


Eda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar