Kamis, 29 Maret 2012

Festival

Good morning, little sunshine.

Hampir saja aku berteriak kaget karena dia tiba-tiba saja berada di depan mataku saat aku bangun pagi dan hendak keluar kamar.

Selamat pagi. Kau hampir saja mematahkan hidungku bila tadi aku menabrakmu . . . .

Belum selesai aku memprotes, dia sudah mengacungkan dua lembar kertas di depan mataku.

Kejutan!

Apa itu?

Hanya dua buah tiket, tentunya.”

Dan?

London summer festival. Pertunjukkan musik di Hampton Court.

Festival ini selalu diadakan tiap tahun. Summer berikutnya, belum tentu kita di sini, atau bersama. Kau suka musik kan?” Lanjutnya.

Yeah, menjelang malam ratusan atau bahkan ribuan orang merasa hangat dan lengket, lalu bergerak bersama karena alunan musik. Mungkin britpop? Dan aku suka!

Eda membalikkan badanku dan mendorongnya pelan.

Kalau begitu, sekarang bersiap sarapan. Mereka sudah menunggu kita di ruang makan.”

Aku menemui mereka bertiga tak lama kemudian. Mangkuk besar bersama sekotak sereal dan satu pouch susu segar telah siap menantiku. Mengapa orang-orang ini tak sekali-kali menyediakan sarapan dalam bentuk makanan Indonesia? Terkadang, perutku juga merindukan nasi goreng buatan rumah. Baiklah, nikmati saja atau aku kelaparan.

Selamat pagi, Nad. Tampaknya sore ini kalian akan pergi bersama lagi?” Tanya Echi.

Oh sial, sekarang rumah ini ditinggali oleh sepasang kekasih.” Tambah Argi.

Yah, mungkin setiap hari kalian akan disuguhi drama.” Jawab Eda sambil tertawa.

Sore itu kami sudah berada tepat di depan panggung pertunjukkan musik di Hampton Court. Kepadatan pengunjung sudah tampak sejak siang, dan akan terus bertambah hingga malam. Dia terus menggengam tanganku menghindari keramaian yang memuncak. Di sisi kanan kiri venue tampak berbagai orang membentuk kumpulan dan berbicara lantang satu sama lain. Ternyata, aku makin mengenal negara ini. Makin nyaman dan terbiasa. Namun, bukan berarti selamanya aku di sini. Ada tempat yang lebih kucintai lebih dari segalanya.

Beritahu aku jika kau merasa lelah, atau haus.

Kau seperti mengajak seorang anak kecil.” Protesku.

Hingga hari beranjak gelap, kami menikmati kebersamaan dalam keramaian. Keramaian yang tetap membuat kami merasa utuh sebagai dua orang yang saling melengkapi. Malam ini, dan setiap malam saat kami berdua, selalu menjadi malam-malam terbaikku. Tiba-tiba tetesan hangat perlahan menjatuhiku, membasahi tubuh, dan meresap ke dalam pori-pori. Hujan di malam yang begitu cerah. Dia memandang ke atas langit dan kemudian melepaskan sweater-nya, meneduhi kepala kami, walau tetesan hujan masih akan membasahi. Dia menatapku dan tersenyum. Sejenak, aku merasakan gravitasi yang begitu kuat menarikku untuk tetap di sini.

“Besok masih ada pertunjukkan teater di Old Royal Naval College. Jadi, sisakan energimu untuk besok.”

Perlahan, terdengar lirik dan nada mengalun di balik hujan dan lampu-lampu pertunjukkan.

I’m not gonna lie
This feeling inside I can’t explain
I’m gonna blame it
On the summer rain . . . .
(The Jonas Brother)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar