Senin, 28 November 2011

Tribute To Mocca

Mocca? Hampir setiap hari saya minum kopi rasa mocca dengan berbagai merk saat bekerja di depan komputer saya. Mocca, suatu rasa dari perpaduan kopi espresso, cokelat, dan susu. Unik, karena merupakan campuran dari berbagai rasa.

Mocca, kali ini bukan suatu kopi atau rasa. Tapi, Mocca, sebuah grup musik indie asal Bandung yang terdiri dari Arina, Indra, Achmad, dan Riko. Band yang pertama kali menelurkan album tahun 2003 dan melejit karena musik mereka yang tergolong unik dan menggunakan lirik full berbahasa Inggris. Lagu-lagu mereka seperti Secret Admirer, Me and My Boyfriend, dan Butterflies in My Tummy  menjadi lagu-lagu favorit yang banyak diputar di radio-radio, digunakan sebagai soundtrack film, dan tentu saja didendangkan oleh banyak orang telah membuktikan bahwa mereka merupakan band indie yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyaknya Swinging Friends (sebutan untuk penggemar Mocca) juga menunjukkan seberapa berarti band ini dalam dunia musik Indonesia.

15 Juli 2011, merupakan sebuah tanggal penting dalam sejarah Mocca. Band ini mengadakan konser tunggal, sekaligus sebagai tanda perpisahan sebelum mereka vakum untuk rentang waktu yang tidak bisa ditentukan. Keputusan ini didasari oleh keputusan Arina (Vokalis) untuk pergi ke Amerika dan juga karena kesibukan personil lainnya.

Lalu, muncul lah ide dari 2 orang perempuan, yang juga penggemar Mocca (Ninda dan Naluri) untuk membuat proyek menulis berdasarkan lagu-lagu Mocca. Proyek ini disebut Tribute To Mocca. Proyek ini menyertakan 25 penulis terpilih untuk menuliskan imajinasi dan bakat mereka dalam menulis berlatar belakang lagu Mocca. Berbagai ciri khas dan karakter menulis bercampur aduk dalam mengungkapkan isi tiap lagu. Layaknya rasa mocca, tulisan dalam novel yang telah hadir sejak tanggal 20 November 2011 ini juga menyajikan rasa yang unik dan baru. Manajemen Mocca sendiri telah bekerja sama dengan Swinging Writers (sebutan untuk penulis dalam novel ini) demi kelancaran proyek ini. Penulis-penulis yang turut andil adalah mereka yang pernah mengikuti berbagai proyek dan memiliki buku sendiri (dibantu dengan kehadiran www.nulisbuku.com).

Tribute To Mocca, sebuah buku yang sangat saya rekomendasikan untuk dimiliki. Bukan hanya untuk para Swinging Friends, namun juga untuk para penikmat literatur, musik, dan siapa pun. Buku ini mendapat endorsment dari beberapa tokoh di bidang musik (musisi) dan kalangan lainnya. Semoga buku ini dapat menambah koleksi buku bagus di rak buku Anda semua dan menjadi inspirasi bagi Anda dalam berkarya, dalam bidang musik, tulisan, atau apa saja.

Tribute To Mocca sudah dapat dipesan melalui www.nulisbuku.com dan informasi seputar buku ini dapat dilihat di blog www.tributetomocca.tumblr.com atau di grup facebook Tribute To Mocca. Bisa juga dengan mengirim mention kepada @nindasyahfi atau @naluriii.



Jumat, 25 November 2011

Pendidik

Selamat hari guru. Ya, hari ini, tanggal 25 November adalah hari para pendidik, pahlawan tanpa tanda jasa, manusia-manusia luar biasa, pentransfer ilmu, dan sosok mulia. Walau, gue sendiri gak tau sejak kapan hari guru ditetapkan, namun kenyataannya hari ini adalah hari para makhluk mulia itu.


Dulu, saat gue melamar sebagai tenaga pendidik mata pelajaran Bahasa Inggris, seorang penguji yang mewawancarai gue adalah wanita keturunan Cina yang sebelumnya berkuliah di Australia, sebelum akhirnya bekerja sebagai salah satu staf penting di lembaga itu. Beliau mengatakan, ada dua profesi yang sangat dihormati orang lain, bahkan mungkin oleh orang yang jabatannya lebih tinggi. Apakah dua profesi itu? Jawabannya adalah GURU dan DOKTER. Di sini jelas bahwa kedua profesi ini berhubungan dengan pendidikan dan nyawa orang lain, maka patutlah disebut sebagai dua profesi yang sangat mulia.

Hidup gue sendiri, gak bisa lepas dari kisah tentang guru dan pendidik. Nyokap gue dulunya adalah seorang kepala sekolah sekolah dasar di mana gue dan kakak gue juga bersekolah. Keadaan ini membuat gue selalu bisa melihat kegiatan nyokap saat dia ada di kantornya (bagaimana tidak, bahkan saat istirahat gue sering kali ada di ruangan nyokap). Hal ini pula yang membuat gue bisa mengenal banyak guru, teman-teman nyokap, dan pendidik dari sekolah lain saat gue diajak oleh nyokap dalam suatu kegiatan yang berhubungan dengan jabatannya. Lain halnya dengan bokap. Bokap adalah seorang pegawai negeri sipil di departemen pendidikan dan kebudayaan. Suatu jabatan dan lembaga yang juga sangat dekat dengan dunia pendidikan, termasuk guru. Jabatan bokap juga membuat gue sering bertemu dengan orang-orang dari dunia pendidikan karena lagi-lagi gue sering sekali diajak dalam berbagai kegiatan kedua orangtua gue. 

Ada istilah yang mengatakan bahwa bila orangtua kita adalah seorang guru atau pendidik, maka salah satu dari anak-anak mereka kemungkinan akan memiliki profesi yang sama di kemudian hari. Namun, di keluarga gue, hal ini belum terbukti. Yah, mungkin karena minat dari gue dan kakak-kakak gue yang tidak mengarah ke sana. Bahkan, keempat kakak gue tidak ada yang berkuliah di bidang yang berkaitan dengan pendidikan, apa lagi pekerjaannya. Kecuali kakak ketiga gue yang pernah menjadi guru komputer di lembaga kursus. Hanya gue, sebagai anak terakhir, yang berkuliah di jurusan yang berkaitan dengan ilmu pendidikan. Pada tahun 2006, gue memutuskan masuk jurusan Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta, walau sejujurnya saat memilih jurusan ini, gue gak tau gambaran apa yang harus gue lakukan saat kuliah dan saat lulus nanti. Dari beberapa orang, gue tau bahwa jurusan ini mempersiapkan lulusan untuk bekerja di bidang pendidikan, namun tidak untuk mengajar, lebih ke arah manajemen seperti kurikulum dan penataan pendidikan. 

Selepas lulus tahun 2010, dengan bekal minat pada mata pelajaran Bahasa Inggris, gue sempet mengajar bimbel dan privat. Bimbel untuk anak SD dan privat untuk anak SMA, tentu saja untuk pelajaran Bahasa Inggris. Pekerjaan ini cukup memberi pengalaman bagi gue dalam dunia mengajar. Saat magang menjelang kelulusan pun gue sempet mengajar sebagai tenaga admin dan guru Bahasa Inggris di sebuah SMK. Namun, pekerjaan ini gak berlangsung lama. Saat itu, gue berpikir passion gue sesungguhnya bukan (atau lebih tepanya belum menuju ke arah) mengajar. Januari 2011, gue diterima sebagai tenaga editor buku pelajaran, hingga saat ini. 

Namun, sekali lagi, hidup gue memang gak jauh-jauh dari cerita tentang guru dan pendidik. Selain karena kedua orangtua yang bekerja di bidang pendidikan, gue juga kuliah di kampus yang terkenal dengan jurusan kependidikannya. Bahkan, teman-teman gue pun kebanyakan adalah orang-orang dengan gelar sarjana pendidikan. Oleh karena itu, gue pengen ngucapin SELAMAT HARI GURU. Jasa kalian, para guru, tidak terkira. Memberi tahu dan berbagi ilmu, juga kasih sayang, selayaknya orangtua kedua. Terima kasih :)

*Sampai di sini, gue teringat guru-guru gue saat sekolah :) 

Kamis, 24 November 2011

Breaking Dawn Part 1

Film keempat The Twilight Saga, Breaking Dawn, berbeda dengan ketiga film sebelumnya, kali ini dibuat dalam dua bagian, Part 1 pada November 2011 dan (rencananya) Part 2 pada November 2012. Selang waktu yang terlalu lama, sih, sebenernya. Tanggal 18 November kemaren adalah tanggal pemutaran perdana film ini secara internasional. Gue sendiri baru nonton film ini 2 hari kemudian, Minggu tanggal 20 November, dan kebetulan gue sudah pernah baca novelnya sebelumnya, jadi rasa penasaran akan Part 2 gak terlalu mengganggu :D
(Walau gue emang pengen banget liat Part 2-nya buru-buru). 

Kalau ada yang bilang film ini paling bagus di antara ketiga film sebelumnya, bisa dibilang bener juga sih. Semoga Part 2-nya nanti lebih bagus dan seru kayak Harry Potter 7 yang juga dibagi dalam 2 bagian dan gue anggap part kedua dari film ketujuh HP itu lebih seru dari film-film sebelumnya. Emmm, tapi gue juga suka film pertama dari Twilight Saga ini, apa lagi pas adegan keluarga Cullen main Baseball dengan backsound lagu Muse-Supermassive Black Hole. 

Breaking Dawn, seperti film-film The Twilight Saga sebelumnya, memang bukan ditujukan untuk anak-anak. Film ini kan secara garis besar ngegambarin kisah cinta Bella-Edward (ditambah Jacob) yang sudah pasti banyak menyertakan visualisasi penulis yang gak patut diliat anak-anak. Apalagi, di film keempat ini, kisah Bella-Edward masuk ke tahap pernikahan, dan memiliki anak (Renesmee). Maka, sudah wajar, apalagi bagi gue yang sebelumnya udah baca novelnya, kalau dalam film diperlihatkan cukup banyak adegan "romance" antara Bella-Edward. Mulai dari gambaran pernikahan hingga bulan madu mereka ke Pulau Esme (Sumpe ya pulau ini indah banget! Brasil!) 

Tapi, di balik semua adegan tersebut, tetap ada cerita tentang Jacob dan kawanan serigalanya yang kali ini juga makin seru. Satu hal yang juga pasti, Taylor Lautner a.k.a Jacob Black semakin keren di film ini. Gosh! Ada juga adegan di mana Jacob terkena imprint dengan Renesmee. Hanya saja cerita lebih difokuskan ke cerita Bella-Edward-Bella-Edrward-Pernikahan mereka-kehamilan Bella. Konflik antara Bella dan tokoh lainnya tentang kehamilan Bella juga merupakan bagian cerita yang seru dan penting dalam part pertama ini. 

Ada satu hal yang gue tunggu di film ini tapi gak ketemu, yaitu soundtrack yang dibawain Bruno Mars berjudul It Will Rain. Kayaknya sampai film ini selesai lagu ini gak diputerin deh, atau mungkin untuk diputer di part kedua nanti. Bagian pertama dari film ini diakhiri dengan kisah Bella yang terbangun dalam kondisi sudah menjadi sosok vampir baru setelah "diberi" racun Edward saat Bella hampir mati setelah melahirkan Renesmee. Digambarkan di film itu, Bella terbangun dengan bola mata berwarna merah darah, ciri khas warna bola mata vampir baru, dan kemudian film berakhir pada gambaran singkat keluarga Volturi di Italia (sebenernya pas bagian keluarga Volturi ini gue sudah mau keluar bioskop, jadi gak bener2 nyimak).

Finally, i cant wait to see the next and last part of this film.. Jacob kyaaaaaa.....

Kangen dengan Lagu Ini

Tiba-tiba denger single pertama RAN-Pandangan Pertama saat streaming radio kamis pagi ini. Senyum-senyum karena emang gue suka banget lagu ini. Nih penggalan bagian rap dari Rayi yang gak pernah bisa gue ikutin, bahkan saat karaoke ngebawain lagu ini.

Yeah! Summertime, ain't a summertime
If I don't have you as mine, but you're always on my mind
In the magazine you showed up, baby girl your beauty makes my mind blow up
Your personality it's calm and friendly
The kind of girl that I would love to be with me
Once I start, no I won't fall back!
Here's my cellphone number, so please call back!


Lagu ini menjadi salah satu moodbooster hari ini. Thanks RAN :))

Rabu, 16 November 2011

Terlewati Lagi

16 Mei 2011-16 November 2011.

Legaaaaa… Udah tanggal 16 lagi aja. Kayaknya gue selalu deg-degan setiap mau masuk tanggal ini. Walau mungkin lo gak inget, dan tentu aja gue kesel kalo lo terus-terusan gak inget, tapi paling gak gue seneng dengan angka ini.

Selamat ya, Go. Selamat udah bisa masuk ke angka ini lagi, untuk yang keenam kalinya. Selamat udah bisa melewati sekian hari sampai saat ini bareng gue. Sejauh ini, lo udah bisa nge-handle apa aja yang udah lo liat dari gue. Sifat-sifat sedimikian rupa: nggak suka muji, nyebelin, suka bantah, nggak mau kalah, nggak cemburuan (tapi, lo gak tau aja sih), bawel (walau gue nggak begitu ngerasa), pemalas, tukang tidur, nggak pahaman (menurut bahasa lo), dan lain-lain yang belum lo keluhkan ke gue. Standing applause buat lo yang bisa tahan sifat-sifat tersebut di atas, entah sampai kapan :p

Oia, jangan seneng dulu ya. Berikut ini ada beberapa hal nyebelin dari lo: suka ketiduran, suka ga mandi sore, kalo gue tanya ke lo “udah makan belum?”, “udah sholat?”, “udah mandi” lo suka ngambek, suka nanya yang udah tau jawabannya cuma untuk mastiin sesuatu, maksa gue blg sesuatu “yang nggak bgt” di tlp, dan entah apa lagi yang belum ketauan :p

After all..
Tulisan ini cuma kado sepele. Sekali lagi sangat-sangat sepele untuk sebuah peringatan yang mungkin sebenernya gak penting. Tapi dari sekian tanggal 16 yang kita laluin sejak kita bersama, kali ini gue pengen buat tulisan ini. Walau gak tau juga kapan lo bisa baca. Lagian sih lo gak pernah buka blog juga.
Gih, di saat lo baca tulisan ini doa apa yang pengen lo ucapin…

Gue berdoa.. Mmmm.. Apa ya… Kasih tau gak yaaaa… Hal yang pasti doa gue gak jauh kok dari doa lo. Harapan gue ya harapan lo. Secara singkatnya sih, semoga kita masih bisa ngelewatin tanggal 16 yang berikut-berikutnya, bareng-bareng. Amin.

Go, maaf dan terima kasih. Buat apa aja, untuk yang sekarang atau pun yang nanti. Tulisan ini sih gue yakin gak ada apa-apanya. Semoga lo ngerasa bahagia dengan keadaan kita saat ini. Semoga ke depannya kita ada di alur yang semakin baik. Saling memperbaiki, saling mendukung, saling menghidupi (kalo kata lo), saling memberi harapan, saling menguatkan, saling mengingatkan, saling memaafkan, saling menyayangi, dan apa pun yang baik untuk proses ini.

Big thanks to ya. Love love love!
This Wednesday, is our 6th month anniversary.

(Dan, ternyata pagi ini lo inget, gak tau deh karena gue pancing atau inisiatif :p)

Kamis, 10 November 2011

November, Tanggal 10

10 November, 66 tahun yang lalu, di Surabaya, Jawa Timur, merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia melawan segala penjajahan dalam statusnya yang diproklamasikan untuk merdeka pada beberapa bulan sebelumnya. Tanggal tersebut juga menjadi titik awal untuk melanjutkan (sisa) perjuangan warga negara untuk mencapai kemerdekaan yang sesungguhnya. Kemerdekaan yang bukan hanya sebagai status dan diakui, namun merdeka di segala bidang, namun tetap dari rakyat dan untuk rakyat.

Beberapa hari sebelum tanggal 10 November 66 tahun lalu, seorang pemimpin Belanda bernama W.V.Ch. Ploegman mengibarkan bendera merah-putih-biru di depan hotel Yamato, Surabaya, tanpa seizin pemerintahan RI. Padahal saat itu telah ada perintah bahwa sang saka merah putih "wajib" dikibarkan di seluruh wilayah RI. Sekumpulan pemberani, pribumi asli, memberanikan diri untuk memaksa sisa penjajahan itu untuk rela mengakui kedaulatan negara Indonesia, dengan cara menurunkan bendera Belanda. Tidak adanya kesepakatan dalam perundingan menciptakan awal perkelahian. Pemimpin Belanda itu tewas tercekik oleh seorang pribumi, yang kemudian juga tewas oleh pengawal sang pemimpin. Lalu, beberapa pemuda lainnya berinisiatif untuk memanjat ke tiang bendera, lalu merobek bagian warna biru dari bendera Belanda, sehingga menjadi sebuah bendera berwarna merah dan putih.

Setelah insiden hotel Yamato, terjadi berbagai insiden antara Indonesia dan pihak penjajah, termasuk Inggris. Puncaknya, terbunuhnya Brigadri Jendral Mallaby yang membuat pihak Inggris marah besar dan mengeluarkan ultimatum pada tanggal 10 November 1945 agar warga negara RI menghentikan perlawanan, namun ditentang oleh warga negara RI sendiri. Hal ini membuat pihak lawan melancarkan serangan ke berbagai wilayah Surabaya dan mewaskan hingga ribuan orang. Peperangan ini memunculkan rasa nasionalisme bagi warga negara di wilayah RI lainnya, sehingga memunculkan gerakan serupa untuk mengusir penjajahan. Banyaknya korban yang berjatuhan dalam usaha memerdekakan bangsa, membuat hari itu ditetapkan sebagai hari pahlawan.

66 tahun yang lalu. Itulah contoh pergerakan kepahlawanan yang muncul. 66 tahun kemudian, saat ini, pasti definisi baru tentang pahlawan lebih banyak bermunculan. Mungkin, seperti gue sendiri, bisa mendefinisikan pahlawan itu seperti karakter Peter Petrelli yang diperankan oleh Milo Ventimiglia dalam serial Heroes. Ada lagi, yang sudah sering didengar adalah pahlawan tanpa tanda jasa, yaitu guru. Lain lagi mungkin mendefinisikan sosok ayah dan ibu sebagai pahlawan, atau para atlet yang berjuang mengharumkan nama bangsa. Semua pendapat benar, apa lagi kita hidup di negara yang sudah merdeka. Bayangkan jika kita hidup di masa 66 tahun lalu, maka apa definisi pahlawan yang akan muncul di pikiran kita? Maka, berbahagialah kita tak harus hidup di masa 66 tahun lalu, dan menikmati masa yang sudah demikian maju karena awalnya diperjuangkan kemerdekaaannya.

Selamat hari pahlawan! Siapa pun itu, baik dulu maupun sekarang.

Kamis, 03 November 2011

Kenyang, Wuh!

Campurkan nasi kalian dengan kuah sayur atau lauk yang ada. Ini trik agar makanan kalian bisa habis walau jumlahnya banyak. Jadi gini, masukin aja nasinya ke dalam mangkuk sayurnya itu. Jadi, nasinya kan bercampur air, nggak kerasa banyaknya.

Trik ini, gue patenkan setelah pengalaman gue siang ini yang makan dengan soto ayam dan nasi dengan porsi ala atlet WWF (dibaca: banyak banget). Asumsi gue sih, karena yang makan di sana kebanyakan para lelaki, maka si mbak wartegnya kebiasaan ngasih porsi nasi dengan pukulan rata serata nafsu makan para lelaki. Padahal, gue udah bilang "Mbak, nasinya setengah aja ya. Setengah." Tapi, nyatanya kayak ukuran "satu". 

Maka, coba praktikkan trik di atas tadi, karena gue berhasil menghabiskan nasi dengan porsi metal itu ahaha..
*sok detektif*

Dan, nyatanya sekarang gue kekenyangan yang berkorelasi dengan mules dan ngantuk. Wuuhhhh!