Selasa, 16 Oktober 2012

Tujuh Belas

Selamat memperingati tanggal 16 ke-17. Anggap saja seperti momen sweet seventeen anak-anak remaja yang berulang tahun dengan suka cita. Walau tak ada perayaan khusus, setidaknya kita masih bisa menemukan kenyataan bahwa di peringatan ke-17 ini kita masih seperti bulan-bulan sebelumnya, bertahan. Tulisan tanpa banyak ide ini hanya sekadar melengkapi syukur dan terima kasih yang tak semuanya terucap. Semoga kelak kumpulan tulisan tiap tanggal 16 di sini (walau tak lengkap) bisa menjadi rekam jejak keberadaan kita. Semoga kita selalu kuat dan menguatkan, juga lengkap-melengkapi. Terima kasih untuk akhir minggu terakhir yang singkat, namun berbahagia. Senang bisa menghabiskan separuh malam bersama lagi.

Sekali lagi, selamat dan terima kasih, selalu. Au Neko.

Senin, 15 Oktober 2012

Gelap

Ketika tertidur, aku memilih gelap. Ketika sedih, akupun cenderung mencari gelap untuk mencari ketenangan. Gelap layaknya obat sekaligus pelindung dari segala kepenatan. Gelap bisa memberi sejuk dan sunyi yang mengantarkan ke lelap. Namun, duduk di dalam bis kecil ini, aku melihat jalanan gelap sebagai sesuatu yang ingin kuhindari. Malam ini, tak tahu mengapa aku sudah terlanjur merasa sepi walau tanpa didahului kehadiran gelap. Seperti sudah ada peringatan akan kehilangan. Sekarang aku justru mencari terang dan ramai, agar aku dapat menyembunyikan gelisah di balik mereka yang tak mengerti. Tapi setidaknya aku tidak sendiri. Namun, aku terbangun sejenak dari lamunan yang satu menuju lamunan lain. Kehadiranmu. Kau pernah menjadi temanku satu-satunya di saat aku merasa sendiri, dan di saat lelah datang menguji rasa. Aku berandai bahwa tak akan ada gelap yang menakutkan, bahkan selemah apa pun perasaanku saat itu, apabila ada kau di sampingku. Mungkin kau menjadi teman sebelum akhirnya kusadar kau adalah sinarnya hingga aku tak lagi takut, termasuk saat ini ketika kita akan dipisahkan lagi oleh kepentingan waktu. Aku berada di titik gelisah dan lemah yang menyatu. Menyadari bahwa semua akan kuhadapi sendiri lagi. Namun, ingatan bahwa kita masih bisa 'bersama' untuk saling mengisi di kala dipisahkan jarak, bisa menjadi titik penyembuh walau hati ini belum sepenuhnya kuat untuk melepasmu lagi.