Rabu, 07 Maret 2012

Kita, Sesederhana ini

Akhirnya aku kembali ke ruang berwarna kayu berukuran 3 X 4 ini. Pukul 02. 23 pagi. Aku harap dia sudah tidur, atau paling tidak tertidur. Malam yang terasa singkat sekali. Menyesal tadi aku tidak pergi lebih awal agar dapat lebih lama lagi bersamanya. Yah, lagi-lagi waktuku tersita di studio musik. Berulang kali berusaha menghasilkan nada yang cocok dengan lirik ciptaan Argi. Agak susah menuruti kemauan si perfeksionis itu.

Udara malam yang cukup dingin membuatku bergegas membersihkan diri agar dapat segera tidur. Melalui cermin di atas wastafel, aku dapat melihat sisa lelah di balik mataku. Berhari-hari berurusan dengan hobi ternyata melelahkan juga. Kupandang rambutku yang mulai tumbuh semakin berantakan. Besok mungkin aku harus membuatnya lebih rapih. Oh, lebih baik tidak. Bukankah dia menyukai lelaki berambut panjang.

"Nona penulis. Semoga kau sudah bermimpi indah."

"Selamat malam, wanita yang selalu khawatir bila dibilang gemuk," bisikku.

Aku terbangun lebih awal. Jatuh cinta terkadang justru membuat tidurku tak nyenyak. Aku melihat duniaku yang nyata lebih baik dari mimpi-mimpiku. Aku memandang sekilas ke arah sudut kamarku, kuraih benda usang yang kemarin baru saja diperbaiki oleh ayah. Pagi adalah waktu yang teramat tepat untuk menuaikan rasa yang berkumpul dan meminta untuk keluar, tentu dengan gitar ini.

"Ryry... Aku harap kau sudah bangun."

Aku melongok keluar jendela, bergegas menghampiri sosok di luar itu.

"Hei, tebak siapa yang datang sepagi ini."

"Aku berusaha menghubungi, tapi tidak ada respons."

"Ahh, maaf ponsel..." Belum selesai aku berkata:

"Tidak apa-apa, aku kemudian ingat kau terbiasa me-nonaktifkan ponsel saat tidur. Aku paham kau lelah." Jawabnya dengan cepat.

"Lalu apa yang kau bawa di tangan kananmu itu, Nisya?" Aku merebut sesuatu di tangannya itu.

"Wow, sandwich tuna! Dan tampaknya porsi yang kau buat cukup untuk dua orang. Ayo!"

Aku menarik tangannya yang mungil, membimbingnya masuk ke rumah. Maaf, telah membuatmu cemas atau rindu menggebu pagi ini. Aku pun begitu. Perlu kau ketahui, bila kau bertanya apakah kau gemuk. Ya, tentu saja. But only thing fat or big about you, are your heart and mind. Terima kasih, sandwich ini ternyata selalu enak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar