Kamis, 22 Maret 2012

I Am Here, See!

Sudah dua hari aku berada di negara ini. Menghabiskan waktu di tempat yang benar-benar baru. Beruntung seseorang dapat membantuku, sehingga aku tidak tertahan di bandara hari itu. Aku menyibak kain penutup kaca lebar-lebar dan menyaksikan keindahan pemandangan di luar sana. Wangi kue pie yg dipanggang tercium samar dari ruang bawah, membuat perutku lapar, dan sepertinya sekarang sudah masuk waktu brunch. Semalam, kakakku dan suaminya mengajakku bermain scrabble hingga larut, lalu aku harus melewatkan sarapanku karena bangun terlalu siang. Sekarang, saatnya memenuhi kebutuhan perutku dengan kudapan-kudapan yang menggiurkan itu.

Aku keluar kamar dan melewati lorong menuju tangga untuk turun. Tak jauh dari kamarku, ada sebuah kamar yang tak pernah kulihat penghuninya. Kakak mengatakan bahwa kamar itu milik teman suaminya yang juga berasal dari Indonesia. Sekarang, pemilik kamar tersebut sedang pulang ke Jakarta untuk waktu yang tak bisa ditentukan. Ada benarnya perkataan bahwa “dunia ini sempit,” jauh-jauh aku datang ke negara dengan 4 musim ini, sudah berapa orang Indonesia yang kutemui, termasuk lelaki yang menolongku di bandara saat aku datang kemari.

“Lihat, gadis ini baru bangun saat hari menjelang siang.” Serang Echi saat aku turun.

“Hei, bukankah kalian yang mengajakku bermain scrabble hingga larut malam.”

Mereka berdua tertawa.

“Rugi sekali bila kau tidak menikmati suasana pagi di sini. Apa lagi, sebentar lagi musim semi berakhir.”

“Ya, kau harus melihat Hyde Park saat musim semi. Taman itu sangat terkenal di sini.” Tambah Argi.

“Kalau begitu, besok aku akan kesana. Kebetulan aku juga ingin pergi ke toko buku.” Jawabku.

“Sayang sekali besok kami tak bias mengantarmu, Nad.”

“Sudahlah, aku bukan adik kecilmu lagi, Chi.”

“Kupikir, bila dia sudah kembali dari Jakarta, dia bisa menemani adikmu berkeliling.” Kata Argi pada kakakku.

“Maksud kalian, lelaki yang kamarnya berhadapan dengan kamarku?” Tanyaku.

‘Ya, mungkin tak lama lagi dia akan kembali ke negara ini. Sekarang, habiskan makananmu dan bersiaplah. Jadi ikut kami kan?”

Dengan anggukan kepala aku menuruti perintah kakakku. Lebih baik aku segera berbenah agar mereka tidak berpikir untuk meninggalkanku siang ini. Kakak iparku harus ke kampusnya siang ini, dan Echi mengajakku ikut serta kesana dengan menjanjikan sebuah restoran pasta terenak di kota ini, kebetulan pula aku memang berniat mengunjungi perpustakaan kampus untuk mencari beberapa referensi tentang dunia tulis-menulis. Beruntung aku memiliki kesempatan mengunjungi negara ini untuk mencari ilmu dan kesempatan melanjutkan pendidikan di sini. Ya, mungkin terlalu gegabah. Tapi, aku yakin, karena setidaknya aku mencoba.

Aku siap menjemput nasibku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar