Rabu, 16 Mei 2012

Sembilan - Pertanyaan Ayah dan Ibu

           Setelah mengantar Ayah dan Ibu pulang ke rumah, aku kembali menaiki mobilku. Siang ini semua berjalan lancar. Tak kukira ibu yang sangat cerewet dapat sangat kompak dalam menyusun semua rencana hari besar dengan Ibu Rina. Sampai pulang pun Ayah selalu larut dalam obrolan bersama Pak Nando. Sementara aku dan Jihan membentuk suasana sendiri di dapur kecil dengan perapian milik di rumahnya. Sebelum akhirnya, mereka berempat memanggil kami untuk berkumpul.
Masih kuingat beberapa perkataan mereka tadi:
“Jadi, mengapa kalian berdua memilih angka 16?”
Jihan memandangku untuk menunggu apakah aku yang akan menjawab pertanyaan Ayah. Tapi, selayaknya sebuah kesepelean yang berharga, aku berjanji untuk tidak memberitahu siapa pun akan rahasia angka itu. Jihan pun hanya tertawa-tawa kecil, salah tingkah ketika harus berbohong bahwa kami berdua hanya suka angka itu, bukan karena alasan lain.
“Baiklah, kami mengikuti pilihan kalian. Tanggal 16 bulan kesembilan.” Kata Ibu Rina, ibu dari Jihan.
Setelah itu, ibu kami kembali ramai membicarakan persiapan mulai dari makanan hingga pakaian. Memang bukan acara yang begitu harus dibesarkan menurut kami, namun bagi mereka tidak begitu.  Menurut mereka, anak sulung seperti Jihan anak bungsu seperti aku ada baiknya bila hari besarnya dimeriahkan. Padahal, aku rasa cukup dengan kehadiran kedua belah pihak keluarga. Toh, ini hanya lamaran, belum pernikahan. Ya, biarkanlah mereka merencakan semuanya. Bila mereka suka.
Malam ini, setelah mengantar Ayah dan Ibu, aku menemuimu di sudut yang sama. Kau masih sama menariknya dengan bulan-bulan sebelumnya ketika menungguku dengan dress kuning muda dan sandal biru laut malam itu.
“Akankah kita tidak akan memberitahu mereka alasan kita memilih tanggal?” Tanyamu.
Aku tertawa dan berkata:
“Tidak perlu, mereka tidak perlu tahu bahwa itu hanya rahasia kecil tentang arti sebuah angka di mana pada tanggal itu kita bertemu dan pada tanggal yang sama kita akhirnya memutuskan berpacaran.”
“Tepat dua bulan dari sekarang, di tanggal ini, hari besar itu tiba, ya hari besar bagi mereka terutama.” Jawabmu.
“Tentu saja, karena hari ini juga tanggal 16. Selamat bulan kelima belas, Sayang.”
Di langit malam itu, kita masih melihat bulan yang sama di tanggal yang juga sama, semoga selalu terulang.

Train – Marry Me

Tidak ada komentar:

Posting Komentar