Senin, 28 Januari 2013

Orlando


Kepada Orlando di sudut kamar

Masih ingat kenangan (hampir) tiga tahun lalu? Tepatnya tanggal 24 Desember 2010. Malam itu kita pertama bertemu. Diawali sebuah pesta kecil kejutan untuk ulang tahunku yang ke-22. 

Baiklah bila kamu tidak ingat, mungkin kamu marah padaku karena kita sudah jarang berinteraksi. Biar aku menceritakan sedikit kisah pertemuan itu. 

Malam itu sekitar pukul 00.10, ketika waktu sudah masuk ke tanggal 24, aku sudah di kamar untuk mengurusi penyakit mood-swing yang selalu datang tiba-tiba. Yeah, mungkin PMS. Teman-teman satu rumah kost, dengan tak enak hati dan wajah, terpaksa aku tinggalkan di ruang televisi. Aku tahu itu malam pertambahan umurku, tapi tidak ada kompromi untuk kata "badmood".

Ketika sudah hampir mematikan lampu, salah satu dari mereka mengetuk kamar beralasan ingin meminjam buku kuliah. Aku, dengan wajah yang masih muram, membuka pintu dan tiba-tiba di belakangnya tiga orang temanku yang lain datang membawa kue berlilin warna-warni. "Selamat ulang tahunnnn …" kata mereka. Aku sungguh merasa salah karena harus menyambut mereka dengan keadaan hati yang tak mendukung hingga kamu datang. Salah satu teman membawamu yang kala itu tidak terbungkus kertas kado, namun justru karena itu aku langsung tahu sosokmu, dan mood-ku membaik! Kamu sebuah gitar akustik yang sudah lama aku idam-idamkan.

Mengapa namamu Orlando? Karena aku menggemari sosok Legolas dalam film The Lord of the Rings yang diperankan Orlando Bloom. Singkat saja. Sejak saat itu aku sangat bersemangat mempelajarimu, mulai dari membeli buku tutorial belajar gitar hingga membeli "baju" untukmu. Hampir setiap hari aku "merusak" senar-senarmu, berusaha bisa. Walau hanya nada itu-itu saja yang akhirnya keluar. 

Aku mencintai musik dan khayalku kerap muncul saat mendengar musik. Oleh karena itu, aku berharap sekali bisa menguasaimu. Namun apa daya, aku tidak juga kunjung berhasil. Mungkin usahaku kurang keras. Bahkan kini, di tempat aku tinggal yang baru, aku semakin jarang memainkan tubuhmu karena suara sumbang yang mainkan akan mengganggu penunggu rumah yang ramai. Sosokmu hanya berdiri kaku di sudut kamar, berdebu dan makin sumbang karena sudah lama tidak di-stem. Beberapa hari lalu, aku sempat membersihkanmu dan memainkan walau hanya sekejap. Sepertinya sekarang kita sudah semakin tidak cocok satu sama lain ya, Orlando? Padahal, sudah hampir 3 tahun kita bertemu. Maaf.

Ketahuilah bahwa aku tidak pernah berhenti untuk ingin bisa memainkanmu, walau entah kapan. Jadi, berdoalah bersamaku bahwa suatu hari kamu terbaring manis di kedua tanganku, sedangkan aku dengan bangga memainkan senar-senarmu. 

Dari pemilikmu yang terkesan cuek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar