“Middlesbrough?” Dia bergumam
sendiri.
“Sebenarnya tidak jauh, ya tidak
jauh, tentu saja. Bisa di tempuh beberapa jam dari sini.” Lanjutnya.
“Ya, tidak jauh. Andai saja aku
tak mengenalmu saat ini, mungkin segalanya lebih mudah.” Jawabku.
“Jadi, aku mempersulit?”
“Kau pikir ini bukan keputusan
yang sulit?”
“Lalu, aku harus berpura-pura,
berkata ‘pergilah, aku tidak apa-apa’?”
“Dapatkah kita bersikap seolah
semua akan baik-baik saja?”
“Semua akan baik-baik saja. Andai
kau tidak di sini, bersamaku saat ini.” Dia mengulangi kata-kataku.
“Apa aku harus pergi?”
“Dan, mengapa kau harus takut
pergi?”
“Bagaimana bila aku hanya takut
kehilanganmu?” Kuberanikan diri untuk jujur.
“Kemana keberanian kita untuk
mencoba? Ya, layaknya kita memulai hubungan ini.”
Penguatannya justru membuatku
semakin bimbang. Impianku adalah segalanya, sejak dulu, dan aku akan meraihnya
dalam tekadku. Hanya saja, sejak kukenal dia, dirinya telah menjadi bagian lain
dari impianku. Mungkin bodoh bila melewatkan kesempatan. Kulayangkan pandangan
ke arah perapian yang tak menyala. Dia menghampiriku dan menarikku berdiri.
“Jujur aku pun akan merasakan hal
yang sama bila ada di posisimu. Ini juga menjadi masalahku.” Eda berkata di
hadapanku.
“Aku tahu ini klise. Tapi . . . .
Please, don’t make it hard.” Lanjutnya.
“I wish I can.”
“Yang membuat kita akan gagal di
sini adalah keraguan, bukan perbedaan apa pun, baik itu pendapat, atau pun
jarak.”
“Ayolah! Masih banyak jalan ke
Roma, oh . . . Ke Middlesbrough, kuralat.” Candanya.
“Kau bias ‘menemui’-ku kapan pun
kau mau.”
Aku mengangguk walau sebenarnya
tak yakin. Ya, hanya keraguan yang mungkin membuat kami gagal. Ini sangat
berat, tapi aku akan menggunakan logikaku. Lagipula, tak masalah selama kami
telah mengalami masa-masa, yang walau singkat, namun membahagiakan. Klise. Sangat
klise. Namun, ini pilihan. Dan kami masih berdiri berhadapan di ruang tengah
ini. Dengan sebuah keputusan yang sepenuhnya belum bulat. Walau aku tau ini
bukan kesalahan. Tapi, Maafkan aku, Eda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar