Setelah
mengantar Ayah dan Ibu pulang ke rumah, aku kembali menaiki mobilku. Siang ini
semua berjalan lancar. Tak kukira ibu yang sangat cerewet dapat sangat kompak
dalam menyusun semua rencana hari besar dengan Ibu Rina. Sampai pulang pun Ayah
selalu larut dalam obrolan bersama Pak Nando. Sementara aku dan Jihan membentuk
suasana sendiri di dapur kecil dengan perapian milik di rumahnya. Sebelum
akhirnya, mereka berempat memanggil kami untuk berkumpul.
Masih kuingat beberapa perkataan
mereka tadi:
“Jadi, mengapa kalian berdua
memilih angka 16?”
Jihan
memandangku untuk menunggu apakah aku yang akan menjawab pertanyaan Ayah. Tapi,
selayaknya sebuah kesepelean yang berharga, aku berjanji untuk tidak
memberitahu siapa pun akan rahasia angka itu. Jihan pun hanya tertawa-tawa
kecil, salah tingkah ketika harus berbohong bahwa kami berdua hanya suka angka
itu, bukan karena alasan lain.
“Baiklah, kami mengikuti pilihan
kalian. Tanggal 16 bulan kesembilan.” Kata Ibu Rina, ibu dari Jihan.
Setelah itu, ibu
kami kembali ramai membicarakan persiapan mulai dari makanan hingga pakaian.
Memang bukan acara yang begitu harus dibesarkan menurut kami, namun bagi mereka
tidak begitu. Menurut mereka, anak
sulung seperti Jihan anak bungsu seperti aku ada baiknya bila hari besarnya dimeriahkan.
Padahal, aku rasa cukup dengan kehadiran kedua belah pihak keluarga. Toh, ini hanya
lamaran, belum pernikahan. Ya, biarkanlah mereka merencakan semuanya. Bila
mereka suka.
Malam ini,
setelah mengantar Ayah dan Ibu, aku menemuimu di sudut yang sama. Kau masih
sama menariknya dengan bulan-bulan sebelumnya ketika menungguku dengan dress kuning muda dan
sandal biru laut malam itu.
“Akankah kita tidak akan
memberitahu mereka alasan kita memilih tanggal?” Tanyamu.
Aku tertawa dan berkata:
“Tidak perlu, mereka tidak perlu
tahu bahwa itu hanya rahasia kecil tentang arti sebuah angka di mana pada tanggal itu kita bertemu dan pada
tanggal yang sama kita akhirnya memutuskan berpacaran.”
“Tepat dua bulan dari sekarang, di
tanggal ini, hari besar itu tiba, ya hari besar bagi mereka terutama.” Jawabmu.
“Tentu saja, karena hari ini juga
tanggal 16. Selamat bulan kelima belas, Sayang.”
Di langit malam itu, kita
masih melihat bulan yang sama di tanggal yang juga sama, semoga selalu terulang.
Train – Marry Me
Tidak ada komentar:
Posting Komentar