Bagaimana penampilanmu hari ini, Tara? Aku lihat tadi semua orang bertepuk tangan untukmu, bahkan beberapa orang di barisan terdepan sontak berdiri berdecak kagum begitu kamu selesai menyanyi. Tidak heran, aku pun yang selalu berdiri di belakangmu tak henti terpukau sejak awal kamu bernyanyi. Untung saja nada yang aku bawakan tidak ada yang salah terselip karena terlalu terpaku pada sosokmu. Walau terdengar kabar bahwa kondisi kesehatanmu sedang tidak stabil, namun kamu tetap dan selalu melakukan yang terbaik.
Setelah selesai acara, aku sempat mengintip apa yang kamu lakukan di ujung panggung. Seperti biasa kamu sedang dikelilingi wanita-wanita penggemarmu. Kewalahan melayani permintaan mereka untuk ber-foto bersama, menandatangani kaus mereka, atau hanya sekadar menyalami tanganmu yang membuat mereka berteriak-teriak kegirangan. Tapi, aku bukan seperti mereka itu. Aku adalah sosok yang sudah lama memendam rasa kagum khusus. Menyadiakan relung tersendiri untuk dirimu, sehingga rasa itu berkembang dan menghangat dari hari ke hari. Jadi, jangan anggap surat ini sebagai surat penggemar biasa.
Kamu tidak akan tahu betapa membuncah rasa bahagia saat beberapa hari lalu aku mendapat kabar bahwa hari ini kembali akan tampil satu acara denganmu. Kembali berdiri satu panggung, bernyanyi bersambut-sambutan denganmu, terkagum-kagum di tempatku berdiri walau hanya memandang punggungmu. Tapi, tak masalah karena sesekali dirimu berinteraksi dengan seluruh orang yang ada di ruangan, termasuk aku. Saat di mana matamu menyapa, di saat itulah terasa ratusan detakan cepat di dalam dadaku. Tapi kamu tidak akan pernah tahu bahwa dari ribuan orang yang kamu pandang, akulah yang dengan berani malam ini menulis surat yang kini kamu baca.
Sejujurnya aku bahagia selalu bisa ada di dekatmu. Hal yang pertama aku lakukan ketika kita selesai bernyanyi adalah berdoa agar kita bisa tampil satu panggung lagi. Kelabakan memikirkan pakaian dan dandanan adalah hal yang biasa, padahal aku tahu semua akan disiapkan oleh pihak acara. Apa kamu pernah merasa selalu ingin tampak sempuran seperti ini, Tara? Walau aku tahu hanya satu per sepuluh kemungkinan kamu akan menatapku, tapi aku tak peduli. Aku hanya ingin dilihat dan terlihat, ingin kembali merasakan tatapan matamu yang selalu menunjukkan suasana lagumu.
Aku berharap semoga surat ini sampai di tanganmu dengan selamat, tidak keburu dibuangn oleh petugas kebersihan ruangan atau mungkin oleh ahli tata rias dan busana yang berlalu lalang di ruang gantimu. Semoga juga suratku ini tidak didahului oleh surat-surat lain yang dikirim oleh penggemarmu. Maaf sudah lancang masuk ke ruang ganti dan menaruh surat ini. Ini ada sebungkus permen pelaga tenggorakan. Semoga kamu segera sehat dan dapat bernyanyi kembali, Guitara.
Notes: Semoga aku dapat mengiringimu pada penampilanmu yang berikutnya.
Dari: Salah satu penyanyi latarmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar