To: Ryan McDusen
Halo, Dear. How R you? Bagaimana musim panas di Tennesse? Oh
God, how could I miss you so much like this. Kamu tahu kita sudah 6 bulan tidak bertemu.
Sejak kepergianmu pulang ke tanah kelahiran. Tempat di mana sebuah band tumbuh,
band yang akhirnya membuat kita bertemu pertama kali di Garuda Wisnu Kencana,
Bali, satu tahun lalu. Lima manusia (ya, sebelum menjadi 3) yang bermain musik,
menjadi kesukaan kita bersama. Paramore.
Sebenarnya mudah saja mengenangmu, seperti sekarang. Memutar lagu-lagu
mereka ketika menulis surat ini, tergugu karena sesekali mengusap kenangan yang
menggenang di pelupuk mata. Lalu, nada-nada
itu terdengar lembut dan menyenangkan.
And when it rains on this side of town, it touches everything. Just say
it again and mean it. We don’t miss a thing. You made yourseldf a bed. At the
bottom of the blackest, and convinced yourself that it's not the reason you don't see the sun anymore
. . .
Kamu
tentu ingat betul liriknya. Yeah, its
been so long time ago. We met for the first time in the rainy night. Butiran
hujan turun memaksa kita berlari menuju venue lebih cepat. Ketika itu, maafkan
aku tak sengaja menginjak kencang kakiku hingga kamu memasang muka marah. Tanpa
diatur ternyata kita duduk bersebelahan di tribun. Pertemuan pertama berlanjut
ke pertemuan berikutnya. Makin hangat dan dekat. Dari satu event ke event lain. Berpegangan
tangan dari lagu ke lagu. Mengenakan tees
dan handband kesukaan. Mengenang bisikanmu
saat kebisingan mengelilingi: “I love you, My Lucy.”
Menyakitkan
memang saat kita harus berpisah. Namun, kita tak benar-benar berpisah. Masih
bisa bertemu kapan pun waktu berkehendak. Saat liburan musim semi nanti
mungkin. Bukankah kamu bilang rindu suasana Indonesia? Merasakan cuaca yang
katamu hangat, padahal menurutku panas. Sekiranya kamu akan segera datang,
membawa ingatan dan menciptakan cerita. Jangan sedih karena kita sebenarnya
selalu bersama dalam rasa memiliki.
This time I will be listening, sing us
a song and we’ll sing it back to you. We could sing our own but what would it
be without you . . . this heart, it beats, beats for only you . . .
Mungkin
kata-kata itu agak berlebihan. Tapi, memang hanya nama Ryan McDusen . . . emm .
. . maksudku, aku benar-benar ingin melihatmu Mr. Caucasian. Oh iya, kamu sudah
mendengar lagu-lagu dari Novel American? New
band of Josh Farro. I think it’s good. Kita selalu menyayangkan mengapa Duo
Farro keluar dari Paramore. Tapi, aku pikir Hayley, Taylor, dan Jeremy akan
bisa bertahan seperti dulu. Bukan soal kehilangan, tapi berusaha tetap kuat. Yeah, maybe like us. Seperti kata-kata
Hayley di atas tees putihku “Keep Fighting with Love”. Tees yang berhasil ditandatangi melalui
perjuangan keras kita. Walau kamu tidak mendapatkannya. Tapi, aku pikir di
Tennese kamu memiliki akses lebih luas untuk bertemu mereka. Ah, kapan kita
bisa menghabiskan waktu bersama berbicara mengenai lagu-lagu itu lagi.
Masih
banyak yang ingin aku sampaikan. Mungkin kamu bisa menelponku saat sudah tidak
sibuk atau sekadar mengirim e-mail singkat.
Semoga semua ujian kuliahmu mendapat nilai terbaik. Sampaikan salam untuk
bunga-bunga musim panas. I miss you much.
From: Lucy Erlita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar