Puasa hari ke-5. Masih bertarung melawan rasa lapar dan haus, emosi, dan nafsu lainnya. Alangkah hebatnya tiap orang yang sehari-hari selalu dikelilingi oleh kebutuhan yang terpenuhi oleh pangan, lalu terpuaskan batinnya untuk meluapkan emosi atau nafsu, namun bisa menahan semua selama sebulan penuh, sejak matahari terbit hingga ia tenggelam. Itu semua ibadah yang hasilnya akan kembali untuk manusia sendiri, walau pada awalnya diniatkan untuk Tuhan. Apa lagi bila ditambah dengan 'pelengkap' lainnya sebagai tabungan amal. Maka, alangkah hebatnya juga orang yang akan merasa kehilangan saat bulan puasa-nya pergi. Namun, tidak semua begitu. Gue pun masih suka bertingkah seperti anak-anak, mengeluh lapar padahal jam masih menunjukkan pukul 10 pagi. Gue juga masih suka menuruti emosi atau mengolok perilaku orang lain. Haha.
Pengalaman puasa tahun ini gue rasakan dari tempat yang berbeda dari tahun lalu. Kostan baru, lingkungan baru, dan orang-orang sekitar yang juga baru. Senangnya, sampai hari ke-5 ini gue belum membatalkan puasa atau tarawih. Walau tarawih gue lalui dengan sedikit keluhan dalam hati karena rasa kantuk atau lelah yang dilebih-lebihkah (oleh gue sendiri), tapi semua masih berjalan lancar.
Momen berbuka puasa bersama telah menanti. Kegiatan rutin tahunan bersama teman-teman lama ataupun rencana bersama teman-teman baru telah dibuat. Jalanan yang ramai menjelang sore dipenuhi orang-orang yang mencari ta'jil. Menikmati saat berbuka dengan makanan dan minuman favorit. Memaksakan diri melawan kantuk untuk bangun sahur. Momen yang tentu tidak akan ditemui di bulan lain. Bersyukur hendaknya disampaikan kepada Maha Pemberi atas kesempatan ini. Walau mungkin pada akhirnya kita akan kembali menjadi pribadi yang akan menuruti emosi dan hawa nafsu kembali. Selamat berpuasa dan menikmakti berkah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar